Catatan Dosen Sok Pintar : Dicinta Atau Dihujat

0 Comments
Empat tahun berprofesi sebagai Dosen, itu adalah pengalaman yang masih CETEEEEK banget. Dibandingkan ribuan Dosen senior yang sudah belasan bahkan puluhan tahun menekuni profesi ‘mentereng’ ini. Sebagai pemula di Dunia Kampus, saya masih tak habis kagetnya melihat beragam tingkah mahasiswa jaman ‘Now’.
kok?

Iya, karena perbandingannya adalah bagaimana dulu saya menjadi mahasiswa.
Entah apa sebab kondisi seperti ini. Saya juga belum menumkan jawaban yang tepat. Semuanya terasa masih sangat relatif. Kondisi ini bahkan hampir-hampir membuat saya frustasi dan ingin menyerah.
Tapi, tunggu! Saya sadar bahwa saya tak selemah itu.
Pengalaman saya menjadi Dosen yang selalu di Evaluasi setiap semesternya, mendapat kritikan, masukkan, bahkan hujatan di portal Evaluasi dosen itu hal biasa, sekarang. Beda dulu, dimana saya berusaha sekali menjadi pribadi Dosen yang dicintai seluruh mahasiswa. Mahasiswa minta ini, saya kasih. Mahasiswa minta itu saya beri. Mahasiswa inin begini saya ikuti, mahasiswa ingin begitu saya turuti.
Lantas?
Saya lelah!
Hingga kemudian, pemahaman baik itu muncul. Ya, setidaknya pemahaman baik menurut saya sampai detik ini. Bahwa sulit sekali menjadi pribadi Dosen yang dicintai oleh seluruh mahasiswa. Apalagi dengan karakter Generasi Milenial saat ini yang sangat fluktuatif moodnya. Maka saya pernah dijumpai seorang mahasiswa yang pamit mau keluar kelas dan pulang dengan mata bengkak. Saat saya tanya alasannya, dengan santai dia jawab “lagi ada masalah dengan pacar saya, Bu”
Tidak semua mahasiswa menyukai suasana kelas penuh canda. Suatu ketika saya bahkan dapat evaluasi “jangan kebanyakan candanya Bu”. Tak semua mahasiswa juga menyukai suasana kelas yang serius, maka saya juga pernah dapat evaluasi, “jangan terlalu tegang dan tegas, Bu”. Tidak semua mahasiswa itu punya aktivitas tinggi sehingga sering telat masuk kelas, maka saya harus menghargai mereka yang datang tepat waktu. Tapi tidak semua mahasiswa juga bisa datang ontime, maka saya juga harus memberi batas toleransi.
Tapi,
Ternyata itu menyulitkan sekali. Menyesuaikan satu pribadi untuk disukai semua orang.
Hujatan dan pujian silih berganti.
Lantas, saya mulai bersikap.
Maka saya akan bersikap sebagaimana pribadi saya.
Jika ada mahasiswa yang menyebut saya kejam dan terlalu tegang, well itulah Dosen kalian, maka sesuaikanlah diri kalian dengan saya.
Jika ada mahasiswa yang sebut saya tidak pengertian, duh Nak, terus saya siapa yang mengerti?
Memegang matakuliah eksak itu, saya paham pasti berat. Apalagi bagi mahasiswa sosial. Tapi, yang harus dipahami adalah bahwa mata kuliah saya tetap harus kalian jalani.
Jika tidak?
Siap-siap menerima nilai E di KHS kalian, dan mengulang di tahun depan.

Silahkan hujat saya.
Tapi, saya bukan tipe Dosen Baperan, yang mengaitkan perilaku mahasiswa dikelas dengan nilai. Kalian beruntung karena di kampus kalian tidak ada penilaian sikap. Jadi, saya tetap akan memberikan nilai sesuai nilai yang di atas kerta.
Yup, saya memang pelit akan nilai, seperti evaluasi dari beberapa kalian.

Tapi, saya juga mudah sekali menambahkan nilai jika kalian bersikap sopan, santun, menjaga tata krama di kelas. Meskipun kemampuan kalian sekedarnya.
Berat?
Iyalah, tapi saya gak akan mau menanggungnya seperti Dilan yang suka ambil kewajiban orang lain dan membuat orang lain tak bertanggung jawab #ehapasih !
Itu kewajiban kalian, itu yang harus dihadapai, setidaknya selama mata kuliah saya kalian ambil. Maka ikuti bagaimana kelas saya design.
Mudah saja menjadi Dosen yang diinginkan dan dicintai kebanyakan mahasiswa.
Dikelas santai, ujian open book, jaminan dapat nilai minimal B, telat tidak apa, ribut tidak masalah, absen banyak tidak masalah, berlaku tidak sopan dikelas dibiarkan, dan gaya bebas lainnya.
Tapi lagi-lagi, tidak semua mahasiswa menginginkan begitu. Maka bagi mereka yang ingin serius belajar, ingin serius mendapat ilmu, tipe Dosen seperti itu akan dibenci.
Oleh karenanya, anak-anak ku yang cakeeep...cantiiik..sholeh...sholehah....
Bersikaplah sebagaimana manusia dewasa belajar. Mengharga setiap ilmu yang bersumber dari Dosen. Bagaimanapun tidak menyenangkannya Dosen kalian, maka tetaplah hargai. Bagaimanapun menyenangkannya Dosen kalian, bersyukurlah karena kalian tidak perlu usaha keras untuk mencintai mata kuliahnya.
DAP
27.02.18

never ever comment on a woman's rear end. Never use the words 'large' or 'size' with 'rear end.' Never. Avoid the area altogether. Trust me. 😉
- Tim Allen

Tidak ada komentar