Dalam Perjalanan Sunyi Sepi.

0 Comments

Mang, hari-hari akan menjadi sangat tidak menyenangkan.
Bukan karena hidup yang kian sulit,
bukan pula karena kesulitan kita dalam hidup
bahkan bukan karena kesulitan-kesulitan yang tak menemu solusi
Nang, hari-hari akan menjadi sangat berat
bukan karena jarak kita yang tak lagi sedekat hati
bukan pula karena surat-surat rinduku tak pernah mendarat di samping bantalmu
bahkan bukan karena serak suaraku tak lagi membicarakan tentang rinduku
Maka dalam jalan yang sepi ini, Mang
ikhtiarku tak lagi bersuara
pada jalan yang dingin ini, Nang
puisi pun tak lagi ada prosa
Kita hanya akan diam, sambil pelan-pelan berjalan
menjinjing sendal jepit yang mulai tipis
pelan-pelan melangkah ke dalam rumah
saling bermain mata sebagai isyarat,
kita telah selamat.

Sepanjang jalan yang sepi itu, telah aku tinggalkan jejak
yang hanya bisa kau baca dalam pikiran yang hening
dengan hati yang sunyi
sandi-sandi yang kita sepakati diterjemahkan dalam doa
berbentuk puisi
lagi-lagi tanpa prosa
bersaksi pada cecintaan kita
semoga dunia ini membuat kita menepi pada yang sepi
membuat kita mengerti pada yang berarti
ketika nafas berhenti.








never ever comment on a woman's rear end. Never use the words 'large' or 'size' with 'rear end.' Never. Avoid the area altogether. Trust me. 😉
- Tim Allen

Tidak ada komentar