Bismillahirrahmanirrahim.
“Maka nikmat Tuhamu yang mana yang kau dustakan” (QS. Ar-Rahman)
Masya Allah, Allahuakbar…
Tidak putus rasa syukur saya rapal sepanjang perjalanan menuju puncak Dieng. Wonosobo. Bayangin saja, hanya indahnya pemandangan bumi Allah yang terpampang sepanjang perjalanan menuju puncaknya. Saya sudah 2 kali mengunjungi puncak Dieng yang dikenal dengan “Negeri Di Atas Awan” ini.
Tidak putus rasa syukur saya rapal sepanjang perjalanan menuju puncak Dieng. Wonosobo. Bayangin saja, hanya indahnya pemandangan bumi Allah yang terpampang sepanjang perjalanan menuju puncaknya. Saya sudah 2 kali mengunjungi puncak Dieng yang dikenal dengan “Negeri Di Atas Awan” ini.
![]() |
Negeri di Atas Awan, pemandangan dari Desa Sendang Sari. Dieng, Wonosobo, Jateng, Oktober 2014 |
Kali pertama bareng dengan komunitas “Muslimah Backpaker” sekitar Tahun 2012. Kala itu, harapan bertemu Sunrise Dieng kami tempuh melalui jalur Pakuwaja. Jalur alternative selain jalur utama Sikunir. Pasalnya, pada saat itu Sikunir tengah diperbaiki jalurnya, akibat longsong. Jalur Pakuwaja ini sangat memberi kesan yang mendalam. Sangaaaaat mendalam….karena ini jalur panjang, perjalanan 3-4 jam harus ditempuh (trecking) menuju puncaknya. Jalurnya juga terbilang sulit : melewati sawah dan lading penduduk, semak belukar, dan cukup terjal. Ditambah lagi kala itu baru saja hujan, membuat jalur cukup licin, dan pasti gelap gulita karena malam, hanya penerangan dari masing-masing pendaki. Udara yang dingin menambah “sensasi” pendakian malam itu. Alhamdulillah, tepat Adzan shubuh, kami tiba di puncak. Berwudhu dengan embun di dedauan dan rumputan, kami mendirikan sholat berjamaa’ah di puncak Dieng, membelakangi terbitnya Matahari.
Sunrise menampakkan semburat halus cahaya-Nya, kami tiba di salah satu spot sunrise. Allahukbar…Masyaa Allah…“Maka nikmat Tuhamu yang mana yang kau dustakan” (QS. Ar-Rahman). Indaah banget…kami dari komunitas Muslimah Backpacker maupun para pendaki lainya sudah pada posisi masing-masing untuk mengabadikan momen indah itu. Sebagian mengambil posisi untuk selfie bersama Sunrise.
Kali kedua saya mengunjungi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah adalah Oktober, 2014 lalu. Ini kunjungan “rindu” yang akhirnya terluapkan. Sunrise Negeri Di Atas Awan itu memang selalu dirindukan, bahkan sampai saat ini. Kali kedua ini saya ikut rombongan Mba Yayah Rohaya. Kali ini, jalur Sikunir akan menjadi jalur pendakian. Jalur ini boleh dibilang jalur utama, karena umumnya para wisatawan memilih jalur ini untuk menuju puncak Dieng. Jalur Sikunir ini berada pada di Desa Sembungan, Kejajar, yang diklaim sebagai desa tertinggi di pulau Jawa. Untuk mencapai Desa Sembungan, yang berjarak sekitar 16 KM dari gerbang awal wisata Dieng dibutuhkan waktu sekitar 45 menit. Dari gerbang Desa Sembungan, membutuhkan waktu sekitar 1 jam menuju puncak Sikunir, Dieng untuk menikmati Golden Sunrise.
Jalurnya cukup bagus, karena memang sudah di buat sedemikian rupa sehingga nyaman untuk didaki. Disisi-sisi jurang juga sudah dipasang pagar pembatas, yang bias dijadikan pegangan pada saat mendaki. Kalau melalui jalur Pakuwaja, kita tidak akan menemukan pedagang minuman dan makanan, maka di jika di puncak sikunir ini, kita akan menemukan para pedagang yang menjual makanan dan minuman. Cukup membantulah, bagi para pendaki yang lapar dan haus selepas mendaki.
Golden Sunrise dari puncak Sikunir ini memang Top. Sunrise terasa lebih dekat dibanding jalur dari Pakuwaja. Pokoknya TOP BGT daaah….
Ditulis: Juli, 15 2015
never ever comment on a woman's rear end. Never use the words 'large' or 'size' with 'rear end.' Never. Avoid the area altogether. Trust me. 😉
- Tim Allen