Kebanyakan dari kita, biasanya selalu merasa orang-orang di sekitar kita baik-baik saja. Sebagian dari mereka bahkan justru terlihat bahagia, punya banyak relasi, punya banyak harta kekayaan. Plesiran ke luar negeri berkali-kali, dipuja puji orang lain, dijadikan panutan, dielu-elukan, diidolakan, bahkan diidam-idamkan kehidupannya. Punya pendidikan yang tinggi, karir yang cemerlang, kehidupan yang seoalh-olah tanpa cela. Padahal, sesungguh didalam dirinya, jiwanya sedang menahan perih.
Itulah, kita kerap terkejut jika ternyata, ada seorang artis misalnya, dikabarkan telah meninggal mengenaskan dengan cara gantung diri. Padahal, kita kerap melihatnya tertawa lepas di depan televisi, memiliki banyak teman, kekayaan yang berlimpah. Ingin beli apa saja, pergi ke mana saja dia bisa. Lalu, apa yang terjadi? mengapa ia bunuh diri? bahkan keluarga terdekat mereka tak menyangka itu akan terjadi.
Itulah mengapa kita tak layak membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.
Kita tak perlu merasa iri
Kita tak perlu merasa hidup paling menderita
Karena kita tak pernah tahu luka yang sedang dihadapi orang lain.
Boleh jadi, ada banyak luka yang harus mereka hadapi, hanya saja keadaan menuntut mereka menyembunyikannya. Tanpa sadar bahwa luka itu semakin dalam dan semakin tak tersembuhkan.
Pelajaran lainnya adalah, sadarilah bahwa kita adalah manusia. Maka merasakan sakit dan menunjukkannya bukanlah hal yang terlarang.
Kadang, dunia mengatur kita untuk menjadi sempurna. Kita hanyut dalam doktrin "Harus selalu terlihat baik-baik saja". Biasanya, ini disebabkan karena kita takit terlihat lemah, kita takut terlihat ada cela, maka menyembunyikan kesedihan adalah kewajiban, padahal ia membuat kita semakin terpuruk. Maka, ekspresikanlah dengan cara yang baik.
Tak apa orang tahu kamu sedang bersedih, jangan sembunyikan. Kesedihan itu menjadi salah jika kamu tak mengakhirinya dengan bersyukur untuk kehidupan yang terlah berjalan sampai detik ini.
Tak apa orang tahu kamu sedang marah, jangan sembunyikan. Amarah itu menjadi salah jika kamu menghalalkan caci-maki sebagi pelampiasan.
Tak apa orang tahu kamu sedang kesulitan, jangan sembunyikan. Kesulitan itu menjadi salah jika kamu membiarkan dirimu mencari kambing hitam atas segala masalah yang terjadi alih-alih introspeksi diri.
Karenanya, terimalah...
Terimalah segala kesedihan, kesulitan, kegagalan, kemarahan yang datang padamu sebagai pintu gerbang menjemput kebahagiaan, kemudahan, keberhasilan yang akan datang setelahnya.
#BelajarMenerima
Di Tanahku, September 2018
: DAP
never ever comment on a woman's rear end. Never use the words 'large' or 'size' with 'rear end.' Never. Avoid the area altogether. Trust me. 😉
- Tim Allen