Jodoh itu Kamu, yang Menemani dan Melengkapi

0 Comments
Hei, apa kabarmu hari ini?

Apakabar rembulan? Masih setia menerangi malam?


Setiap hari aku berdoa semoga kau datang dengan semua tentangmu. Bukan untuk melindungi, bukan untuk menandingi, tapi untuk menemani dan melengkapi. Seperti malam dan rembulan. Malam yang mana yang sanggup menyambut mentari tanpa rembulan? Adakah? Seperti itulah nanti kita.

Sumber: http://putri-tegal.blogspot.co.id/2011/02/rembulan-temani-aku.html

Hei, kamu tahu?

Hari ini ada banyak peristiwa yang ingin aku ceritakan. Tentang nyeri yang sudah dua hari menyerang, dan tentang hati yang belakangan ini sibuk dengan urusan-urusan tak penting; memikirkan perasaan orang lain. Tapi, bukankah memang begitu hidup? Di dunia ini, hidup siapa yang selalu dipenuhi dengan riang gembira dan suka cita? Tak ada bukan? Tapi sudahlah, tak ada bahasan yang lebih menarikselain tentangku dan tentangmu, tentang kita yang (ber)Jodoh.

Satu yang aku syukuri; karena itu aku setia menunggumu. Aku bersyukur bahwa kau datang nanti. Ya, jika kau datang sekarang, mungkin kita seperti anjing dan kucing. Sadar diri, bahwa saat ini ada yang belum diselesaikan dari diriku sendiri. Insyaa Allah, kelak saat kau datang, aku sudah siap dan menerima diriku sendiri, maka dengan mudah aku menyambutmu datang. Untuk menemani dan melengkapi ya, bukan untuk menjadi pelindung dan pasang badan untuk semua hal buruk yang menimpaku.

Beberapa teman terheran-heran kenapa aku menginginkanmu menjadi teman dan pelengkap, bukannya justru menjadi pelindung, yang notabene menjadi harapan mayoritas perempuan atas jodohnya. Semua karena aku ingin menjadi perempuan yang kuat saat menjadi ibu dari anak-anak kita. Bagaimana bisa aku mengajarkan tentang bertahan hidup kepada mereka kelak jika hidupku selalu bergantung padamu. Bagaimana pula kelak aku bisa memohonkan doa atasmu pada Allah jika kelemahanku selalu tertutupi olehmu.

Hei kamu, jika kau datang bersiaplah menerima tentangku yang tak biasa.

Aku tak biasa diantar jemput, karena aku bisa pergi sendirian. Kau cukup ingatkan aku untuk jaga diri dan sesekali menghubungiku bertanya tetang kabarku.

Aku tak biasa dihidangkan makanan, aku bisa menyiapkannya sendiri. Kau cukup ingatkan bahwa aku belum sarapan. Boleh juga sesekali duduk menemaniku menghabiskan bekal siangku.

Aku juga tak biasa meminta bantuan, kau cukup memperhatikanku dari jarak terdekat dan sigap menyelesaikan masalahku saat aku terlihat menyerah, tanpa diminta.

Aaaah…pokoknya, kita bersama bukan untuk bertanding.
Kau datang untuk menemani dan melengkapi.


Selamat malam rembulan. Selamat lelap dipangkuan mimpiku. 

Medan, 12.04.16
DAP


#SatuHariSatuCerita
#TujuhHariTentangJodoh
#HariKelima

never ever comment on a woman's rear end. Never use the words 'large' or 'size' with 'rear end.' Never. Avoid the area altogether. Trust me. 😉
- Tim Allen

Tidak ada komentar